Hari itu. hari yang (buat aku) penting. hari yang sudah aku tunggu setiap tahunnya. di hari itu memang tidak banyak hal spesial yang terjadi. tidak banyak kejadian menarik yang bisa diingat sebagai kenangan yang indah. buat aku, semuanya biasa. aku mencoba bersyukur, masih diberi kesempatan untuk menikmati hari itu. masih diberi kehidupan, kesehatan, sehingga hari itu bisa aku lewati dengan baik.
Terimakasih , untuk semuanya yang ingat dan mau mengucapkan.. untuk yang tau dan mau mengucapkan... makasiiihh banget. Love you all. kalian menyempurnakan hari itu. :)
Bahagia? pasti. namun semuanya terasa janggal. ketika sampai pada pukul 24.00 saya menunggu, beberapa orang yang saya anggap SAHABAT, nggak juga menyapa. kemana mereka? aku berpikir, mungkin mereka akan menjadi orang terakhir di hari itu yang mengucapkan selamat.kemana kaliaan? aku nggak minta kado, aku nggak minta kalian harus datang ke rumah untuk sekedar mengucapkan selamat...aku cuma minta sedikiiiit aja waktu dari kalian, buat mengirimkan dua kata itu,kenapa kalian nggak bisa?
mungkin waktu itu kalian sedang sibuk dengan suatu hal... sampai lupa..
mungkin..namun hingga beberapa hari berselang?? dan kalian masih diam?
aku nggak meminta banyak kejutan dan surprise kok.. cukup dengan adanya ucapan dari kalian aja aku udah seneng banget... tapi kalian ngga ada...
bahkan sms yang aku terima dari kalian pada hari itu, justru ngomongin hal lain yang rasanya... aaaarrrggghhh.. nyebelin. kalian cuek.
aku bukannya pengen selalu diingat dan diperhatikan.. tapi setidaknya untuk kalian yang menganggap diri sebagai sahabatku? aku ingin, sahabatku ada, di hari spesial itu. ada, bukan harus datang ke rumah, atau kado spesial. cukup dengan 2 kata yang nggak kalian ingat hari itu (dan sampai hari ini), HAPPY BIRTHDAY.
hmmmm,, liburan lumayan panjang nih.. dan di rumah kerjaannya mantengin tiviiii terus. hedeh. lumayan memprihatinkan mengingat kurangnya sarana dan prasarana hiburan di rumah. hahaha. kalo ngeliat tivi sekarang nih, dimana-manaaa ngomongin video porno yang katanya 'mirip' artis tertentu. capek juga lama-lama dengernya. sebagai pendengar(dan penonton) aja saya capek, apalagi yang diberitain?? kalo media yang memberitakan sih, saya nggak comment ya, secara itu media memang butuh berita untuk dibahas. kagak ada berita, gimana acaranya bisa tetep jalan?? nggak di infotainment, talkshow, bahkan pemberitaan yang biasanya mengekspos masalah politik,dkk juga ikutan nayangin tuh berita. sungguh menghebohkan negara ini. mendadak makin eksis, ketiga artis yang disangka 'mirip' pelaku video porno itu.
Bukannya saya mau membela artis-artis itu, tapi yaudah sihhh, nggak usah lebay lah kalo mau bikin berita. belum ada keputusan yang jelas dari pihak berwajib aja udah kayak gini hebohnya. Kalau mereka salah toh juga nanti ada ganjarannya sendiri, sudah diatur dalam undang-undang yang jelas. Malahan kemaren, ada tuh berita di tivi, katanya ada sekelompok orang yang mau menyeret paksa ketiga artis itu ke penjara kalau polisi nggak segera menyatakan keputusannya. haduhhh. pernah belajar tentang asas praduga tak bersalah nggak,ya??
Okelah, orang-orang yang udah pada liat videonya punya pendapat dan persepsi sendiri pada pelakunya. ada yang bilang itu emang beneran artis yang disangka, ada yang bilang bukan. Semua boleh punya pendapat. tapi nggak semua boleh ngejudge mereka salah. Di ajaran agama aja ada kok, "barangsiapa yang paling nggak berdosa, boleh melempar batu pertama, kepada orang yang melakukan zina ini,"
Dalam hidup ini, nggak cuma ada hitam dan putih, tapi juga ada abu-abu. nggak cuma ada salah dan benar, tapi juga ada saat dimana bisa mentoleransi kesalahan.dalam hal ini, tentu bukan mentoleransi berdarnya video porno itu dan memaafkan pelakunya. BUKAN! tetapi setidaknya, cobalah sabar dulu. bertoleransilah dulu sebentar, setidaknya sampai keputusan resmi itu keluar.
memang sih, ini tidak bisa dibiarkan saja. penentangan aksi pornografi memang santer dimana-mana. apalagi kita ini negara yang masih menganut norma adat ketimuran. profil orang Indonesia kan ramah, lemah lembut, sopan, santun, rajin. (ini yang sering diberitakan. and i wish that's true :) I WISH!)
tetapi bukan dengan cara membakar foto artis2 itu, bukan dengan cara kasar penuh emosi. mereka sudah cukup terhukum kok dengan ini semua. dengan pencekalan dimana-mana, dengan pemberitaan tentang masalah ini, dengan beredarnya video mereka (yang bahkan ada yang menjualnya dengan harga murah di pasaran). mereka pasti sudah sangat terhukum, secara sosial. ruang lingkup mereka juga pasti kini terbatas. nggak sebebas dulu, mau kemana aja oke.
saya bukannya sok ngerti soal ini. saya juga nggak terlalu banyak ngerti. tapi saya mencoba memposisikan diri seandainya saya ada di posisi mereka. gimana nggak enaknya "dihujat" dengan berbagai kata-kata. disalahkan sama semua orang, dianggap aneh, mungkin juga menjijikkan. saya bukan saudara mereka. mereka bahkan nggak kenal saya. saya juga nggak pernah (amit-amit) berada pada posisi yang sulit seperti yang mereka rasakan sekarang. sekarang coba, posisikan diri sebagai mereka, atau seandainya itu menimpa kerabat/ saudara, apa yang akan dilakukan? benarkah mau diomonbgin terus tiap hari? mau terus dijudge dengan berbagai anggapan?
memang terasa sulit, memandang sesuatu yang nampak salah di masyarakat, dari sisi yang lain. pada saatnya juga nanti akan terbukti, benar atau tidaknya. kita cuma perlu bersabar sebentar. polisi yang mengusut, saya yakin adalah orang-orang yang profesional kok, dengan berbagai tim ahli di belakangnya yang membantu. kalaupun artis2 itu salah, sepintar apapun mereka ngeles juga nggak akan menang, karena semua bukti mengarah pada kebenaran. tapi kalau memang para artis itu benar, dalam arti mereka memang tidak terbukti terlibat dalam video itu, yaaa nanti juga ketahuan.
yang berhak ngejudge merekja salah ya cuma yang berwajib, dan Tuhan. kembali lagi pada pertanggungjawaban mereka kepada Tuhan. mereka mau berbohong, atau jujur.
yang jelas, untuk jujur, harga yang harus dibayar memang mahal. karir mereka jadi taruhannya,lingkungan sekitar dimana mereka sering beraktivitas, belum lagi respon masyarakat luas terhadap mereka, nantinya. tapi sekalinya berani jujur, orang akan lebih menghargai itu. contohnya Tiger Woods, yang udah pernah mengalami kasus yang sama. dia dengan berani mengakui kesalahannya, dan justru setelah itu banyak orang menghargai dia.
namun, kalau memang maunya bohong, demi image dan karir, yaaa itu terserah mereka. mungkin kebohongan itu akan berbuah manis, sesaat. tapi untuk jangka panjangnya?? untuk arsip Tuhan? hmmmm...
jadi, yang bisa kita lakukan sekarang... waspada sama hal-hal yang seperti itu. dengan kasus ini kita belajar, bahwa tindakan semacam itu salah. dan akibat yang timbul dari tindakan itu juga banyak nggak enaknya. dan kita juga harus tau, apa yang harus kita lakukan untuk menghindari dan menutup rapat akses hal negatif tersebut dalam diri kita. misalnya dengan aktif di kegiatan yang positif, selektif memilih teman, perbanyak wawasan (dari buku, internet--> kalo yang ini juga harus hati2)
bukannya saya sok bijak. saya juga masih remaja yang terkadang masih belum terlalu pandai memilah pengaruh positif atau negatifkah yang saya lakukan ini.. saya juga masih dalam tahap belajar. Tapi dengan memastikan bahwa saat ini saya berada pada lingkup pergaulan yang benar, dan kegiatan yang saya lakukan dan ikuti juga benar, mudah-mudahan menjadi langkah awal saya untuk menutup akses hal negatif itu. :)
okaiii.. panjang sekali ya tulisan ini.. hmm.
yaudah, daripada banyak ngomong makin mbosenin juga, ayooo semuanyaa. kita berantas yang namanya pornoaksi, tapi dengan akal sehat. bukan dengan okol (otot). bukan dengan banyak ngomong yang membuat orang sakit hati.
TALK LESS DO MORE
TAKE ACTION, MIRACLE HAPPEN. Gb
perbedaan.Apa sih gunanya perbedaan? Kalo kata banyak orang sih, biar kita saling melengkapi. tapi... emang beneran gitu,ya?
perbedaan yang saya liat sekarang kok justru berkebalikan sama tujuan aslinya ya? banyak perang karena perbedaan pendapat, perbedaan prinsip, perbedaan agama.. hmm.. ini nih yang paling sensitiv. mungkin kalo masalah prinsip atau pendapat, masih bisa lah ya, diatasi, dimusyawarahkan, didiskusikan untuk mencari satu titik temu. nah kalo udah menyangkut perbedaan agama? hmmmmm...
Pernah nonton film cin(T)a nggak, temen2? disana dibilang, "Kenapa sih Tuhan nggak adil banget? kenapa Dia menciptakan perbedaan, sementara dia cuma mau disembah dengan satu cara?" "karena itu, itu Tuhan menciptakan CINTA."
dalem.
Perbedaan memang kadang menyenangkan, membuat sesuatu menjadi nggak flat. ada dinamika. saya sendiri kadang merasakan itu. kalo misalnya kita temenan sama orang yang sama kayak kita, sama aja kita temenan sama diri sendiri?? apa serunya? manusia kembar aja tuh pasti juga ada perbedaannya..orang yang keras juga kadang butuh orang yang sabar dan kalem juga kok, buat menetralkan suasana. orang yang males juga butuh orang yang disiplin buat mengingatkan.
ujung-ujungnya adalah saling melengkapi.
Tetapi tidak semudah itu meleburkan perbedaan menjadi timbal balik yang indah. menjadi proses saling melengkapi yang indah..
contohnya? kita. kita beda.dalam banyak hal.
dan sampai saat ini aku nggak tau, bagaimana cara menyatukannya. kita terlalu berbeda untuk itu.
bukan aku sombong merasa lebih baik dari kamu. bukan! aku juga tidak lebih baik dari kamu. kita sama. tapi beda. entahlah.
:(
wish you know it.
Nggak ada yang gratis untuk bisa mencapai keinginan kita. Semua butuh perjuangan dan pengorbanan. Namun, tidak selamanya pengorbanan dan perjuangan berbuah manis. Tidak sesimpel itu , ternyata. Perjuangan keras, kemauan keras, ketekunan, belum tentu membuahkan hasil yang memuaskan. 5 % dari itu semua, kita butuh HOKI. Percaya atau nggak, yang namanya HOKI itu ngaruhnya ternyata besar juga. Saya sendiri mengalaminya. Kesungguhan dan keseriusan berjuang untuk hasil terbaik ternyata tidak selamanya berbuah indah. Sebel memang. Apalagi, sebenarnya hasil terbaik itu sudah di depan mata, hanya karena hal sepele di luar kemampuan kita, semua sia-sia.
Kalau sudah begini, hanya ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan. Mengeluh, dan berkata “Kenapa sih mesti saya??”. Dan mencoba ikhlas dan bersyukur, “Terimakasih Tuhan, untuk hasil ini.”
Tidak semudah itu memang, untuk bisa menerima dengan lapang sesuatu yang mengecewakan. Tapi, yang perlu diketahui, hidup bukan soal DELETE, UNDO, COPY, CUT, DAN PASTE. So face it, maturely. Semuanya kembali kepada kita, bagaimana mau menghadapi hidup ini. Masalah, atau apapun yang membuat kita kecewa, membutuhkan kedewasaan kita untuk menghadapinya. Mau disikapi dengan marah-marah, emosi, atau dengan kepala dingin dan ikhlas hati. Ikhlas hati bukan berarti pasrah dengan segala hasil. Sejauh masih bisa diperjuangkan, why not? Tetapi jika memang sudah diupayakan dengan maksimal, namun hasilnya masih belum sesuai dengan apa yang kita harapkan, ya mau gimana lagi?? Mau ngotot juga percuma. Ngabis-ngabisin tenaga. Mau ngeluh terus juga malah nambah dosa, udah gitu nggak nge-clear-in masalah.
Teman, hidup itu soal ENTER. Bagaimana kita memulai sesuatu yang baru, bangkit dari keterpurukan dan kesedihan. Memulai sesuatu dengan lebih baik, belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dan dialami. Lewat masalah dan kekecewaan, Tuhan ingin tunjukkan sesuatu. Bahwa setiap masalah yang hadir membawa suatu pesan tersendiri untuk memperbaiki pribadi kita. Yang perlu disiapkan kalau masalah itu datang hanyalah prbadi tahan banting, yang nggak mudah mengeluh. Seandainya memang sesuatu yang kita harapkan tidak hadir bersamaan dengan usaha dan ketekunan kita, kita Cuma perlu yakin, bahwa Tuhan tidak tidur.. Tuhan melihat semua usaha kita itu.. dan mungkin hasil memuaskan itu bakal kita dapet di kesempatan yang lain.
Kalau hari ini, kita belum bisa memiliki apa yang kita harapkan dan senangi, senangi dan syukurilah apa yang sudah kamu miliki hari ini.
Untuk teman-temanku... yang 3 hari kemaren berjuang bareng... berangkat pagi-pagi banget... pulang sore... nunggu sesuatu yang nggak pasti bareng...
Yang penting kita udah tau, kita bener.. Cuma memang membutuhkan faktor yang namanya HOKI. Kita mungkin memang kecewa.. dengan jawaban simpel yang menyakitkan.. nunggu selama 3 hari untuk jawaban seperti itu... Nggak papa temen-temen, Tuhan lihat kok perjuangan kita.. Tuhan pasti punya rencana sendiri buat kita..
Ini pelajaran berharga buat kita.. selain biar lebih teliti, juga lebih sabar, lebih lapang dada untuk menerima sesuatu.
Masih banyak hal- hal lain yang harus kita hadapi di depan. Udah nggak ada gunanya menyesali yang udah lalu.. kita sudah upayakan maksimal..
God Loves us..
Tetep semangat!! :)
Kita selalu meminta sama Tuhan untuk menghilangkan ketakutan kita.. Tapi kata Tuhan,"Jangan,ketakutan membuatmu dekat dengan Aku.." dari ketakutan itu, kita lebih dekat sama Tuhan..
lebih bisa berpasrah dan bergantung sama Tuhan..
KAdang dalam ketakutan kita nggak pernah berpikir sampai sejauh itu.. kita selalu menyalahkan Tuhan kenapa harus menempatkan kita pada situasi yang membuat kita takut.
Dalam ketakutan, kita butuh teman. entah untuk mendengarkan cerita kita, atau hanya sekedar menemani saja. nggak perlu banyak bicara,nggak perlu banyak tingkah. yang penting ada.
Tapi ternyata...
ada suatu kondisi dimana teman nggak selalu ada. teman nggak selalu bisa nemenin..apalagi denger cerita kita.. kadang udah bosen sama cerita kita mengenai ketakutan yang sama.. ketakutan yang datang nggak cuma sekali.. dan masalah yang membuat kita takut adalah masalah yang bagi sebagian orang- udah deh nggak usah dibahas-. kayak gitu. mereka males ndengerin lagi, sementara kita beneran lagi bingung dan takut..
Mungkin bagi mereka, masalah ini bukan masalah yang penting untuk dibahas terus. dan nggak penting banget orang2 takut untuk hal ini...
tapi aku takut..
hanya berharap.. yang terbaik pada hasil selanjutnya, dan cukup bersyukur untuk hasil hari ini..
Untuk yudisium hari ini,
dan yang selanjutnya..
Terimakasih Tuhan.
GB.
huaahhhh,, akhirnya aku kembali dari "istirahat" menulisku yang panjaaaanggg :)
seperti biasa, tiga bulan pertama kuliah di arsitektur memang cukup membuat saya koprol bersama temanteman (ah lebay). tapi yasudahlah, akhirnya saya kembali juga!! hehehe
mau sharing saja, seputar apa yang sudah terjadi selama saya non aktif dari aktivitas ngeblog dan tulis menulis.
semester ini saya baru merasakan yang namanya HOMESICK. sumpah, itu nggak enak banget. memang, waktu tempuh dari rumah saya ke kampus tuh kalo naik kendaraan umum tidak lebih dari 1,5-2 jam. tapi karena tugas yang menggila, selama 2 bulan, saya ngga ada kesempatan pulang. boro-boro pulang, kadang mandi aja ngga sempet. :(
disaat butek2nya sama tugas, ngga tau kenapa saya merasakan saat dimana saya kangeeeeennn banget sama rumah. sama mama papa adek, sama ciko-lasie-mio, sama suasana di rumah.. bareng2nya kalo lagi di rumah. sebenernya 2minggu skali, atau kalau pas ada acara ke semarang, mama papa selalu mampir ke kost saya, tapi nggak tau kenapa rasanya 2 bulan nggak pulang rumah itu NYESEK.
dikejar dateline, kehabisan ide, dan homesick. komplit banget.ujung2nya? termehek-mehek. saya juga nggak tau kenapa jadi melankolis gitu waktu itu. stress to the max. mau dibawa santai, tapi kepikiran terus. akhirnya dengan nasehat dan bantuan teman2, stresnya lumayan ilang.
tugasnya skarang juga uda kelar. tinggal menunggu hasil. yang saya sendiri juga ngga tau gimana. yang penting udah memberikan maksimal.
ada satu hal yang saya petik dari rentetan dateline kemaren. yaitu tentang persahabatan. dari sana saya jadi tau, mana sahabat yang benar2 sahabat, dan mana yang kelihatannya sahabat. eh sebentar, kita samakan dulu ya persepsi tentang sahabat.menurut saya, sahabat itu orang yang mau menerima kelebihan dan kekurangan kamu. satu paket. nggak cuma datang pas dia lagi butuh kelebihanmu dan meninggalkanmu saat tau kekuranganmu.
saya punya sahabat. tentunya yang mau menerima saya satu paket. tapi ada juga yang "keliatannya sahabat". keliatannya selalu barengan tapi ternyata hadir hanya saat tertentu.
saat saya sedang down dengan berbagai alasan di atas, terlihat jelas siapa yang sesungguhnya sahabat. bukan berarti, yang nolong saya saat saya down adalah sahabat dan yang nggak berarti bukan sahabat, bukan itu. tapi saya memaknai dari sisi yang lain.
kita (saya dan teman2), sama2 berjuang. sama2 dikejar dateline, sama2 belajar. sama2 bingung. tapi dalam kebingungan mereka, dalam repotnya mereka, mereka tetep mau menolong yang lain. mereka masih mau care sama kondisi temennya sementara kondisi mereka juga belum sempurna.
bukan mencari aman untuk diri sendiri.. yang penting diri sendiri perfect dulu, masalah kerjaan orang lain EMANG GUE PIKIRIN.. bukan itu..bukan cuek sama lingkungan..
karena di sini, di tempat saya belajar sekarang, TIDAK HANYA dibutuhkan kemampuan kerja individu.. tapi juga kelompok..
soalnya, ntar kalo pas kerja, arsitek nggak mungkin kan ya, kerja sendiri?? pasti membutuhkan anak teknik sipil, mesin, elektro, lingkungan, planologi, dll untuk menangani suatu proyek.
saya sedih melihat hal ini.. melihat suatu fakta baru bahwa ternyata beberapa orang yang selama ini saya pikir benar2 bisa diajak bekerjasama dengan baik, ternyata tidak.
semakin semester ke atas bukannya solid, malah keliatan individualisnya. sangat keliatan, bahkan. saya jadi ingat, masa2 SMA.. masa2 POPSILA, yang bener2 menjunjung tinggi kekeluargaan, kerjasama.. saya kangen masa2 seperti itu..
ternyata, sifat dan karakter asli itu terlihat jelas, saat kita semua sama sama berada di roda paling bawah.
*entah pendapat saya ini benar atau tidak, tapi itu yang saya rasakan*