four complicated points

akhir-akhir ini, aku sering banget liat temen-temen yang mengeluh soal 'egois' nya temen yang lainnya. saling menyindir di twitter ato fb, tanpa nyebut nama. aku nggak tau kenapa hal semacam ini harus terjadi. aku sendiri ngga tau siapa yang mereka maksud. aku juga nggak langsung 'menuduh' seseorang yang disindir temen2 itu. justru aku introspeksi, mungkin nggak sih, itu aku yang lagi diomongin? selama ini, kayak apa sih aku dimata mereka? dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan mengantung lainnya. disela pertanyaan introspeksi itu, aku mendengar curhatan temen2 soal egois. Semua itu karena empat point yang bikin pusing. suer.

STUDIES, SCORE, FRIENDSHIP , RELATIONSHIP.

sebegitu compilcatednyakah masalah itu, sampe seolah ngga ada jalan keluar buat memecahkan itu semua. bukan lebay. sekarang gini, ada temen yang merasa kekurangan info penting soal kemahasiswaan, misalnya tentang beasiswa, study exchange, sayembara2, yang mana, di arsitek, info seperti itu sangat penting. Ada yang nggak mau disaingi, trus waktu dia dapet info itu, dia simpen buat dirinya sendiri, takut temen2 pada ikut dan dia kalah saing. it's about study.



ada yang memilih untuk mencari aman untuk diri sendiri dulu, baru setelah itu mikirin buat kelompoknya. misalnya, ada 2 tugas yang sama2 berat. yang satu tugas individu, satu lagi tugas kelompok. dalam satu kelompok itu, katakanlah ada 5 orang. yang 4 orang pada sibuk mikirin tugas individunya. pada bilang nggak ngerti soal tugas kelompok itu. ada 1 orang di kelompok itu yang udah slesai ngerjain tugas individunya. otomatis cuma dia yang diandalkan untuk ngerjain tugas kelompk. kalo aja dia itu MASTER, dia nggak akan ngeluh. dia nggak akan minta bantuan dan kebingungan karena dia bisa kerjain semuanya sendiri. tapi IN FACT, DIA JUGA MASIH BELAJAR. dia juga masih mahasiswa. dia juga masih bingung bagaimana menyelesaikan itu. justru itu gunanya kelompok. dosen juga nggak sewenang-wenang kok, ngasi tugas tanpa mikir batas kemampuan mahasiswanya. kalo dosen itu tau tugas itu berat, dia akan bagi mahasiswanya menjadi kelompok. agar mereka bisa saling bekerjasama bertukar pikiran.tapi pada kenyataannya tidak seperti itu. kerjasama yang terbangun di dalam kelompok itu tidak semudah itu diwujudkan. semua ingin nilai yang baik. semua ingin mendapat hasil maksimal. tapi, dengan mengorbankan salah satu pihak untuk 'dipekerjakan', sementara dirinya sendiri berpikir untuk tugas individunya? itu makan ati. it's about score.


semua orang pasti punya sahabat. sahabat bisa ditemui kapan aja, termasuk dalam aktivitas pekerjaan. *aduh ribet deh nih kata2. pokoknya, sahabat itu mungkin aja kita temukan dalam lingkungan pekerjaan, karena seringnya intensitas pertemuan. kalo mahasiswa ato pelajar, yaa nemu sahabatnya di kampus, gitulah. *nemu???
nggak kita pungkiri, ada orang -orang tertentu, yang nggak mikir 'friendship', kalo udah talk about SCORE. ya. persaingan itu tetap ada. persaingan dengan judul persahabatan. looks like friend, but in fact? rival. mau itu temen kalo udah ngomong masalah score dan peluang? rasanya persahabatan nggak ada artinya. b*llsh*t. siapa sih yang mau, melewatkan peluang emas di depan mata, yang akan menjadi batu loncatan untuk karirnya ke depan, demi sahabatnya. ini nggak terjadi pada semua orang,aku tau, ada kok, yang memahami bener arti sahabat.masih ada kok, yang menghargai arti sahabat, di tahun 2011 ini. di jaman ini.
tapi inilah yang saat ini terjadi, at least around me. dan bagi yang 'merasa dikibulin' sama sahabat sendiri, nggak siap ditinggalin gitu aja, akan berontak. mengeluh. yaa siapa sih yang mau?
tapi,ada waktunya kita membatasi toleransi kita sama sahabat.bukan karena kita egois, tapi lebih karena kita sayang sama dia, dan nggak membiarkan dia BODOH karena keegoisannya.misalnya begini :
orang yang tega 'mempekerjakan' sahabatnya, (seperti yang udah aku bahas tentang SCORE tadi), "aaah, dia temen aku ini, masak sih dia nggak ngertiin aku?" ngertiin sih ngertiin. tapi ini bukan masalah ngerti dan nggak ngerti. ini masalah kerjasama dan kekompakan.kadang kalo udah adi sahabat, mau apa aja kan bawaannya santai. "aaah santai aja, ada sahabatku yang bisa diandalkan dalam segala kondisi.masak iya sih dia tega sama aku? tugas individu aku belom kelar gini.. aku yakin dia bisa handle tugas kelompoknya." kalo semua mikir gitu, siapa yang mau ngerjain tugas kelompok?? siapa yang peduli sama tugas kelompok?
Padahal, nggak dipungkiri, milih anggota kelompok juga berdasarkan kedekatan. karena dia sahabatku. tapi kalo sahabat yang seperti ini? yang diandalkan,diganduli, 'dipekerjakan', juga ngga enak mau nolak karena namanya juga sahabat. mau negur, nasehatin, juga nggak enak. padahal sendirinya kebingungan kalang kabut. it's about FRIENDSHIP.


AND RELATIONSHIP? rasanya aku nggak punya pengalaman yang cukup memadai untuk cerita soal relationship. aku nggak tau banyak, tapi aku tau ada masalah yang cukup complicated pada point ini, berkaitan dengan banyaknya keluhan teman2 di situs jejaring sosial.
Pada intinya, rasa "nggak enak hati" karena faktor kedekatan kita sama seseorang itu, nggak akan membuat kita menjadi lebih baik. bahkan kalo ada yang tega, orang yang mudah "nggak enak hati" itu akan diinjak injak terus. dan hubungan mereka tidak akan berlangsung sebagai sahabat lagi.


PS: kalau sekarang kamu seperti ini, lalu siapa temanku? wish you know it. and change your bad habbit. we love you. :*

makasi buat B.A.S. , hehehe, namamu tak buat kayak tersangka gapapa ya? makasih buat insipiring tweetnya. bukannya no way out, I know, these are complicated point, but you can do it!! smangat!

0 Response to "four complicated points"

Posting Komentar