budaya instant?let me see..

hello teman2 semuanyaa :)
me again.. hehe. kali ini, aku pengen ngomong soal budaya instan yang udah cukup merajalela di dunia ini.kayaknya lagi booming banget berita soal budaya instan. mulai dari makanan sampe pencapaian sukses yang instan. semua itu nggak luput dari perkembangan teknologi yang semakin pesat. memang, sekarang semuanya dituntut serba cepat. sekarang, hukum rimba nggak cuma ada di hutan. siapa yang kuat dia yang menang. seleksi alam akan menyingkirkan orang yang lambat, dan siapa cepat, dia dapat. kesuksesan ada di tangannya. bagaimana mengelola suatu kesempatan menjadi peluang emas membuka usaha baru yang menghasilkan. bingung nggak ada modal? sekarang yang namanya kredit udah ada dimana-mana. ada yang dengan iming2 bunga rendah, ada yang menjajikan berbagai macem hadiah. banyak deh. nggak heran, orang bisa dengan mudah merintis usaha.gimana enggak, dengan facebook misalnya. orang jualan segala macem di online shop, promosi produk semudah ngetag-in foto produk ke semua friend list, dengan penjelasan produk di captionnya. trus kalo mau beli juga tinggal transfer ke rekening yang tertera.bermain dengan teknologi memang asyik. gadget2 dengan fasilitas lengkap sekarang udah banyak. Mulai dari BlackBerry, Iphone, MacBook, IPad (*muka pengen). kalo kita tidak hati2, kita jadi kecanduan, dan nggak bisa lepas dari gadget2 itu. Selain itu, sekarang lagi jaman banget ajang pencarian bakat yang melahirkan bintang2 baru dalam waktu yang singkat. dengan sms yang tinggi, seseorang akan mudah saja melenggang menjadi juara dan menerima tawaran job dimana-mana.

Namun, suatu inovasi dan prinsip baru di zaman sekarang ini, tidak dengan mudah diterima oleh masyarakat umum. nggak semua setuju sama budaya instan ini. beberapa orang masih percaya bahwa sesuatu yang dicapai melalui proses akan lebih tahan lama, quality nya lebih baik, dan lebih segalanya deh.oke, anggapan itu nggak bisa disalahkan juga.kalo mau pintar memang harus belajar tekun setiap hari, kalo mau dapet duit banyak juga harus kerja setiap hari, kalo mau mengembangkan bakat, ya harus diasah tiap hari.kalo kita mau belajar dari orang jaman dulu misalnya, nggak ada yang bisa main instan. semua tersedia di depan mata kayak main sulap.oke, mungkin karena teknologi belom berkembang. mungkin karena cara pikir manusianya belom kompleks kayak sekarang. tapi, coba lihat. hasil didikan budaya proses ini. kalo mau lihat kisah hidup orang-orang besar seperti Thomas Alfa Edison, Albert Einstein, yang melakukan proses percobaan beratus kali buat akhirnya menciptakan teori baru. nggak usah jauh2 sampe alfa edison, liat aja Ir Ciputra dengan karya2nya yang hebat, Andri Wongso, dan masih banyak lagi orang2 sukses hasil didikan budaya proses. pada point ini, aku lebih menekankan ke proses perjuangan mereka untuk meraih itu semua. bukan masalah ambisi. dalam suatu proses, akan tercipta pengalaman-pengalaman baru. dari setiap pengalaman itu, orang belajar. oh kalo saya begini, hasilnya jelek, mungkin saya harus begitu biar bagus. eeh setelah dicoba, kok masih salah juga. o mungkin dengan cara lain. pengalaman itu menimbulkan berbagai kemungkinan. kemungkinan yang pada akhirnya menjadi patokan, dan orang nggak bingung lagi gimana harus bersikap untuk mencapai sesuatu yang baik.

Ada yang bilang, generasi sekarang itu adalah generasi manja, yang ketergantungan teknologi. yang nggak mau susah. yang punya prinsip "kecil foya2, muda kaya raya, mati masuk surga" bukan "hemat pangkal kaya", "rajin pangkal pandai". jujur, saya nggak pernah setuju sama anggapan itu. (ya iyalah, secara saya ini generasi muda jaman sekarang *sigh*. hahaha.
sebagai generasi muda, nggak dipungkiri kita memang lekat dengan teknologi. hape, komputer, sekarang sudah bukan masuk dalam golongan tersier kebutuhan kita. kadang sudah masuk kebutuhan primer yang menunjang aktivitas. aku juga nggak memungkiri, lebih suka cara yang instan untuk menunjang aktivitas, misalnya kuliah. jaman dulu, arsitek selalu identik dengan meja gambar gede se-alaium gambreng dan tabung2 gede untuk tempat kertas A2, ato A1, bahkan mungkin A0. skarang sih masih tetep lekat sama tabungnya, tapi kalo mejanya udah nggak terlalu. udah ada yang namanya autocad, sktechup, dan program2 instan lainnya yang mempercepat pekerjaan.

kita, sbg generasi muda jaman ini, memang nggak bisa pure memuja budaya proses. kita nggak bisa nutup mata dan telinga kita untuk teknologi yang jelas ada di depan mata kita. tapi kita bisa, belajar meng-combine-kan, budaya instan dan proses. kita memanfaatkan teknologi untuk belajar, dan menimba pengalaman. bukan untuk menyulap semua yang kita mau. kita memang nggak bisa diprotes, kenapa nggak kayak orang jaman dulu yang apa2 harus lewat proses panjang.misal, karena belom ada telepon, surat2 menyurat juga belom berkembang, ketika orang ingin berkomunikasi harus datang langsung ke tempat tujuannya.kita gak bisa diprotes karena itu. justru kita akan dibilang primitiv karena nggak peka sama apa yang ada di sekitar kita. tapi, kita juga harus tau batasan. teknologi itu hanya mempermudah jalan kita dalam berproses,kita tetap berproses tapi nggak sepanjang orang jaman dulu. bukan men-skip proses dan langsung ke hasil. no! ayoo, jangan mau kita dibilang generasi manja.

tapi kalo masalah makanan, hahaha.. aku sebagai generasi muda yang pandai memasak air dan telor, jelassss lebih pilih makanan instan. hahahaha. apalagi kalo lagi ngelembur tugas, beuuuh, yang instan memang lebih enak deh. no, kalo ini bukan manja. tapi TAU DIRI. hahaha :p

0 Response to "budaya instant?let me see.."

Posting Komentar