Arsitek itu ... ahli perancang ruang dan bangunan. Gelar arsitek bisa langsung kamu dapatkan setelah lulus dari kuliah arsitektur dan terdaftar sebagai anggota IAI (Ikatan Arsitek Indonesia)
Tugas seorang arsitek bukan hanya merancang dan mendesain sebuah bangunan, tapi juga terlibat dalam proses pembangunan, termasuk mengawasinya sampai bangunan berdiri seperti hasil rancangan.
Syarat penting jadi arsitek
1. Jago berhitung, menguasai matematika terutama pelajaran bangun ruang
2. Kreatif dan selektif
3. Punya penglihatan yang tajam dan tidak buta warna. Kelainan pada mata, seperti silindris harus diatasi dengan kacamata yang tepat.
4. Pantang menyerah dengan teknik trial dan error
5. Kuliah teknik arsitektur dan mengikuti tes profesi di IAI
6. Update dengan perkembangan desain bangunan.
Sahabat arsitek saat berkarya : alat tulis (pensil berbagai jenis mulai dari H sampai 6B, jangka, busur, dll), kertas, meja gambar, software design (Autocad, Microstation, ArchiCad, Revit, 3dMax, Google Sketchup, Rhino, atau Adobe Photoshop)
Karir : Seorang arsitek bisa bekerja secara mandiri atau dalam institusi. Di saat bosan merancang bangunan, tidak sedikit arsitek beralih pekerjaan sebagai desain interior,desainer produk, desainer grafis, kontraktor,developer, atau urban planner lho!
Serunya jadi arsitek : “Banyak tantangannya, soalnya kamu harus super teliti dalam membuat rancangan dan memperhitungkan apakah rancangannya bisa dibangun atau layak digunakan. Asyiknya lagi, kami jarang bekerja sendiri di dalam proyek dan selalu mendapat ide baru karena bertemu dengan banyak orang.”
“Jadi arsitek itu harus tahan banting. Dari begadang tiap malam, tangan pegal-pegal karena harus banyak gambar, sampai bolak-balik untuk dapat approval dari klien. Tapi semua itu terbayar saat klien puas melihat hasil rancangan kita.” Saskia Prisandhini Tjokro,22th, Arsiteek & Desain Consultant.
(diambil dari majalah Cosmo Girl! edisi November 2009)
Hmmm.. liat artikel tadi saya jadi senyum-senyum sendiri. Awalnya, saya masuk ke arsitek ini dengan setengah hati. Setengah senang, setengah ragu-ragu. Tapi dengan berjalannya waktu, saya begitu menikmati bidang ini. Mulai berkenalan dengan software-software yang awalnya saya benar2 buta tentang itu. Tapi setelah dijalani, mengasyikkan juga. Mulai kenal juga sama pensil segala jenis, kayak yang udah dibilang di atas, mulai dari H sampai 6B. Tapi yang saya pakai sampai saat ini belom sebanyak itu sih, tapi setidaknya sudah pernah dikenalkan tentang itu. Arsitek nggak cukup dengan modal pintar gambar. Harus pinter ngomong juga, persuasif terutama. Saya merasakan banget efeknya. Semester satu, masih pelajaran trimatra 1 , saya bener2 bingung pas disuruh bikin maket dan konsep maket. Kebanyakan dari temen2 saya sih bikin konturnya, trus maketnya, baru konsepnya terakhir, dipas2in sama bentuk maketnya. Hahahhaha...cara paling licik. Maaf ya pak, bu , dosen.
Harusnya kan bikin konsepnya dulu, istilahnya, konsep itu kan ide awal perancangan. Saya belajar gimana biar bisa membuat maket yang bagus, dihias2.. dll. Tapi pas penilaian , waktu disuru menjelaskan produk maket saya, saya gelagapan. Bingung. Di depan dosen, dan diliatin teman2. gugup. Grogi. Akhirnya hasilnya nggak maksimal. Dari situ saya belajar dari teman2 saya.. bahwa bikin maket bagus itu penting, tapi lebih penting persuasi kita waktu presentasi produk ke dosen. Gimana caranya kita bisa bikin dosen yakin sama kita.
Intinya sih pinter ngeles juga. Hehehehe... Bukan berarti maketnya jelek trus kita Cuma “jual omongan” aja. Maket tetap dibuat sesai dengan ketentuan yang ada, misalnya luasannya harus sesuai sama TOR (petunjuk soal), atau urutan ruangnya dari entrance sampai pintu keluar tuh apa aja.. kalo yang itu wajib diturutin. Kalo masalah hiasan dan lain-lain yang sifatnya additional , nggak usah banget-banget mikirinnya.
Hmmm... belajar juga sih gimana ngomong sama klien..
Udah gitu, kalo dosen nggak suka, kita harus merogoh kocek lagi..hehehe..beli bahan lagi, ngulang lagi. Padahal satu minggu asistensi sampai 2kali. Tapi nggak 2kali itu ngulang juga. Kalo misalnya kesalahannya dikit aja ya nggak perlu ngerombak lagi.
Itu cerita tentang trimatra dan maket. Tapi mulai semester 3 ini udah nggak maket2an lagi..lebih belajar konsepnya.
Ohya, arsitek punya semboyan andalan. Ini saya denger dari temen saya, KAMI ANAK ARSITEK TIDAK PERNAH MIMPI BURUK, KARENA KAMI TIDAK PERNAH TIDUR.. heheheh
Lembur.lembur.dan lembur. Tiga bulan masuk kuliah sama dengan tiga bulan dihantui dateline. Kalo udah hari dateline, liat aja paginya pas ngumpulin tugas, nggak ada yang tampil cantik. Semuanya nggembel. Hehehehe..
Ya iyalah, mandi aja kadang nggak sempet, kok mau tampil cantik. Hehe.
Tapi saya bener2 dapet pelajaran berharga banget kulaih di arsitektur. Jadi lebih menghargai waktu. Dateline misalnya jam 9, ya datang harus sebelum itu. Terlambat satu menit itu udah mengubah semuanya. Apalagi kalo dosennya nggak toleransi. Kalo sama dosen yang masih kasi toleransi waktu keterlambatan misalnya sepuluh menit, itu udah baik banget.
Hhmmm... smoga semua perjuangan itu nggak sia sia deh ya.. bisa sukses di bidang ini AMINNN.. Gb
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sabtu, 30 Januari, 2010
semoga sukses yaa. aku juga arsitek :)
Jumat, 05 Februari, 2010
@ ami : iya..aminn.
wah arsitek juga ya? masih kuliah atau sudah bekerja?
salam kenal ya. sukses selalu juga. :)
Sabtu, 13 November, 2010
doakan saya jadi arsitek ya :)
Jumat, 26 November, 2010
bener bgd tuh artikelnya hhehe
sama" bjuang buat jd arsitek yg sukses ya B-)