STRENGTH.

Menjadi mandiri tidak sesimpel definisi mampu hidup sendiri.

Menjadi mandiri bukan hanya tidak "lenje"
Menjadi mandiri bukan cuma tidak mudah mengeluh atas keadaan. 

Buatku, mandiri bukan cuma soal kemampuan bertahan terhadap situasi sesulit apapun. Tapi nggak protes sama proses, dan bertahan mengandalkan campur tangan Tuhan.
Setidaknya, itu yang kupelajari selama hampir lima setengah tahun ini. 

Ada kalanya hal-hal tertentu yang sebaiknya disimpan sendiri dan dicurahkan dalam curhat sama Tuhan, karena malu mengeluh sama manusia. Karena yang punya masalah ngga cuma aku doang. Karena setiap orang punya salibnya sendiri yang harus dipikul. Karena takut kalo dijalani setengah hati, gak jadi berkat.

Ada kalanya aku sangat menikmati perjalananku naik motor dari kantor ke mess- mess ke kantor. It's totally me time. Kadang menyanyi2 sendiri kencang2, kadang sebel tapi ngomel sendiri kalo lagi ada pengendara yang ngga bener atau jalanan lagi supermacet padahal buru2, kadang mensupport diri sendiri dengan positive vibes, kadang memotivasi diri sendiri dengan segala cara untuk gak nyerah, kadang menangis sejadi2nya dan PeDe aja karna pake masker dan tutup helm hahaha. 
Dan aku merasa nggak cukup mandiri, sebenarnya.

Masih suka mempertanyakan ke diri sendiri, kenapa ya kok harus sendiri tinggal dikota ini?? Kenapa ya orang nggak gini aja sih, kok sebel banget sih harus gitu?? Kenapa orang disekitar judgemental banget ya?? Kenapa Tuhan patahkan harapanku padahal aku sudah sangat berharap sekali dengan sesuatu?? Kenapa aku harus melakukan seperti ini?? Kenapa aku ngga bisa kayak mereka yang begini begitu begono begene.

Sampai suatu pagi.

Aku bangun seperti biasa, lalu mandi, beberes. Masak untuk bekal. Trus perjalanan berangkat ke kantor.
Di motor, lagi2 di saat me time itu, aku seperti disadarkan sesuatu. 
Aku bangun dengan badan yang sehat. Aku bernafas dengan gratis. aku bisa mandi dengan air yang bersih. aku bisa menyiapkan bekalku sendiri dengan makanan yang sehat. aku tinggal di tempat yang cukup layak di kota yang meskipun gak ada saudara dekat yang kukenal, dan tidak perlu membayar sepeserpun untuk menyewa tempat tinggal ini. aku memiliki kendaraan untuk berangkat ke kantor. Tuhan cukupkan waktu pagi hariku sehingga aku tidak terlambat datang ke kantor. aku punya pekerjaan sesuai dengan bidang yang kupelajari di bangku perkuliahan. aku punya pekerjaan yang bisa membuat aku menabung. aku punya suami yang bertanggung jawab dan setia; yang selalu sediakan waktunya untuk sekedar tau kabarku, ditengah kelelahannya bekerja. aku punya keluarga yang hangat dan supportive. aku punya teman kantor yang seumuran denganku se-divisi, tidak ada senioritas di divisiku. Tuhan jawab ucapan ceplas ceplosku dahulu, yang kalau ditanya mau kerja apa setelah lulus kuliah: MAU KERJA YANG SAMBIL JALAN2; dari proyek satu ke proyek lain, dari kota satu ke kota lain. Ya, aku punya Dia.
NO. BUKAN UNTUK MENYOMBONGKAN APA YANG AKU MILIKI. Tapi semua itu menampar aku ketika aku mengingat masa2 aku mengeluh. Masa2 yang masih sering datang juga kepadaku ketika sesuatu nggak berkenan di hati. 
Wow. Tuhan baik sekali. Dia bahkan tetap mengabulkan permintaanku bahkan ketika aku sedang tidak taat kepadaNya. Dia menjawab rentetan doa yang pernah kupanjatkan dan ketika sudah memilikinya, aku lupa pernah berdoa untuk ini semua.
Terimakasih Tuhan sudah ingatkan aku untuk ini semua. Tidak cukup kata untuk bersyukur dan berterimakasih untuk pencapaian ini. Kalau tolok ukur bahagia cuma dihitung dari kesuksesan dan  harta yang kita punya, nggak akan pernah ada kata cukup untuk sukses. Tapi ketika bersyukur buat satu per satu detail hal kecil yang kita rasakan, bahagia itu simple dan kita yang tentukan.

Ya,
Mandiri nggak semudah dibilang mampu bertahan hidup sendiri tanpa lenje dan banyak mengeluh.
Selama masih mengandalkan kemampuan sendiri, semuanya pasti terasa berat. Tapi ketika semuanya diawali dengan rasa syukur, hidup mandiri akan enjoy dijalani. 

hanya satu hal yang selalu kutanamkan dalam pikiranku ketika harus memotivasi diri sendiri:
Tuhan, ketika aku sudah sampai di keterbatasanku, pastikan aku sudah selalu berjalan bersamamu.
Karena didalam kelemahanku lah kuasaMu menjadi sempurna.

Nggak sok religius. Nggak sok bener apalagi sok suci. Aku hanya mau lebih bersyukur. Ini hanya reminder untuk diriku sendiri. Supaya aku bisa membacanya lagi kalo ada wabah mengeluh datang ke pikiranku.

Jadi, untuk setiap orang yang menghakimiku,
untuk setiap pergumulanku yang belum terjawab,
untuk setiap tertawaan mereka atas keterbatasanku,
untuk setiap tanggungjawab lebih yang diberikan kepadaku,
untuk setiap cerita yang tidak bisa dibagi kepada manusia,
Aku Tidak Perlu Khawatir, aku tidak sendiri.
Tuhan tempatkan semua orang terbaiknya untuk mengasihiku :)

Kadang yang dibutuhkan bukan cuma bertahan di tengah badai, tapi juga menari bersama hujan, yekaaan?? Semangat!

0 Response to "STRENGTH."

Posting Komentar