Ini cerita nyata..
Ada seorang pedagang bakso di sebuah kota kecil di Ambarawa, namanya Pak Pur. Bakso dagangan Pak Pur memang terkenal enak, lokasi dagangnya pun strategis di sekitar alun-alun, yang pastinya ramai dikunjungi. Sebelum membuka warung bakso, Pak Pur pernah bekerja di sebuah pabrik, dan mengalami kecelakaan kerja sehingga jari tangan kanannya tinggal dua saja. Setelah kecelakaan kerja itu, diapun keluar dari tempatnya bekerja. Dalam keterbatasannya, Pak Pur tetap bekerja, membuka warung bakso. Warungnya dari dulu tetap seperti itu, sederhana, kecil, namun tetap ramai dikunjungi orang.
Beberapa minggu yang lalu, pak pur mengalami musibah. Kompor untuk berdagang di warungnya meledak. Ada empat korban luka, dua pengunjung, satu pegawai, dan Pak Pur. Lukanya sama-sama parah. Sebagai pemilik warung yang bertanggung jawab, pak pur membiayai seluruh pengobatan dua pengunjung serta satu pegawainya. Namun pak pur juga sadar, ia tidak memiliki dana yang cukup untuk membiayai seluruh pengobatan korban ledakan kompor di warungnya. Tau apa yang pak pur lakukan?
Pak Pur memilih untuk dirawat jalan saja di rumah. Hal itu bisa mengurangi jumlah biaya yang harus ia keluarkan. Kondisinya sekarang perlahan pulih, sementara pengunjung yang menjadi korban ledakan itu, sampai saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Dalam kekurangan dan keterbatasannya, pak Pur masih bisa mengutamakan kepentingan orang lain.
Menolong orang tidak hanya bisa dilakukan saat kita dalam kondisi berlebih saja.
“Karena memberi tidak harus dilakukan ketika kita memiliki, tapi karena kita memang ingin berbagi.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sabtu, 08 Desember, 2012
Masih jualan Pak Pur?
Kapan2 nyobain dong..
Btw, thats a wonderful sacrifice, salut!