rusa di hutan rimba

 

Kehidupan Hutan rimba ini keras sekali

Dan dia hanya rusa bertubuh sedang. Tidak besar dan tidak kecil. Setidaknya, kalau raja hutan seukurannya mendekat, diapun belum tentu berani.

Rusa harus terus berjalan, berlari bila perlu, untuk bisa bertahan hidup di hutan rimba ini. Siapa yang bisa menyelamatkannya selain dirinya sendiri? Adakah?

Berlari kesana kemari. Mencari sumber air yang segar. Bersama kelompoknya. Tetapi ranting tajam melilit kakinya. Terjatuh. Lukanya dalam.

Tapi katanya, harus lanjut berlari. Raja hutan sedang menuju kearahnya, entah mau apa. Yang bisa dia lakukan adalah lari. Lalu lukanya? Abaikan saja, nanti juga sembuh sendiri, katanya.

Dia terus berlari mencari tempat yang aman. Ia hanya ingin hidup tenang. Tetapi derap langkahnya semakin lemah. Kelompoknya berlomba, berlari menuju tempat bersembunyi yang aman. Dia terengah seperti ingin menyerah. Adakah yang bisa menggendongnya agar bisa bergerak lebih cepat? Raja Hutan siap memangsa!

Dia menepi di balik pohon besar. Alih-alih bersembunyi. Sambil melihat luka di kakinya, ternyata semakin berdarah. “Kau harus kuat! Kau pasti bisa!” diksi diksi berujaran dikepalanya. Tak sadar dia membohongi dirinya sendiri. Dia butuh pertolongan.

Lama menepi. Mengatur strategi. Berlari, atau mati. Berjuang atau jadi arang.

Satu rusa berbalik menuju ke arahnya. “Kau harus kuat! Kau pasti bisa!”

Dia telah memutuskan. Melanjutkan langkahnya meski tidak cepat. Lukanya masih belum pulih.

“Terimakasih, aku hanya butuh ditemani.” Dia hanya seekor rusa yang meyakini, biarpun tertatih yang penting bergerak maju menuju ke tempat yang aman.